Saturday, August 31, 2019

Disini Kadang Setan Yang Menipu Manusia, Kadang Manusia Yang Menipu Setan




Kadang setan menipu manusia, tapi kadang manusia yang menipu setan. Disini menyangkut bahasa klenik yang digunakan manusia dalam berdiplomasi dengan setan atau sebaliknya. Pada momen tertentu beberapa manusia terlibat perjanjian dengan setan. Lebih daripada sekedar berinteraksi, akan tetapi sudah menyangkut perjanjian yang taruhannya adalah nyawa.

Dalam melakukan perjanjian, bahasa konyol setan yang jika salah dalam menafsirkan, manusialah yang akan menderita kerugian, tapi kadang setan sendiri justru yang tertipu. Mungkin anda masih belum paham, bahasa apa yang dimaksud? Cerita di bawah ini akan memberi gambaran tentang hal tersebut.

Dalam dunia klenik, dalam ambisinya seseorang yang ingin menjadi orang kaya tanpa harus lama-lama berusaha, salah satu jalan adalah mengambil jalan pintas, salah satunya adalah jalan klenik, yaitu melakukan nyupang ( pesugihan).

Dalam tindakannya melakukan perjanjian dengan makhluk yang mempunyai dunia tidak sama, ada bahasa-bahasa tersendiri yang perlu diartikan dengan benar, salah sedikit akan besar kerugiannya.

Margi, salah satu contohnya, Dia melakukan pesugihan disebuah tempat pesugihan yang sudah dikenal sangat ampuh. Seperti biasa, dalam melakukan perjanjian, dia berhasil bertemu dengan setan yang siap membantu keinginannya. Setelah deal, semua kesepakatan sudah dilakukan, sarat-sarat sudah penuh, dia tinggal menunggu hitungan hari untuk menjadi kaya dengan bantuan setan tersebut.

Margi bahkan sudah berpamitan pulang. Dalam percakapan terakhir menjelang pulang, pihak makhluk halus bilang, " Nanti siapa yang akan berkunjung ke sini duluan?"

Karena bahagianya, Margi menjawab, " Saya dan keluarga akan saya ajak semua main ke sini, nanti".

"Baiklah" jawab makhluk halus.

Dan pulanglah Mardi dengan hati berbunga-bunga, menghayal saat sudah terlaksana menjadi orang kaya nanti, apa saja yang akan dilakukan. Dan yang pasti, sebagai tanda terima kasih dia akan berkunjung sesegera mungkin ketempat mbah (makhluk halus) dengan mengajak serta keluarga dan membawa sesaji yang disukainya selengkap mungkin.

Tidak lebih dari hitungan tahun gelagat menjadi kaya sudah muncul, ia benar-benar mendapat kemudahan yang luar biasa dalam mencari harta yang diinginkan. Percaya bahwa itu terjadi karena bantuan setan yang dipujanya, iapun ingin segera berkunjung ke tempat embah dengan mengajak serta keluarga seperti yang telah ia janjikan.

Tidak tahu apa arti kata-kata ringan setan yang dilontarkan saat beranjak pulang dari tempat perjanjian. Margi mengartikan kata-kata tersebut sebagaimana kata-kata manusia, ia berpikir kunjungan yang ditanyakan adalah kunjungan bertamu layaknya bertamu kepada kaum kerabatnya di dunia manusia.

Tetapi, apa yang terjadi adalah kematian dirinya, istri dan anaknya. Tidak tahu, setelah kematian mereka itu, apa dia benar-benar datang kesana atau tidak. Tapi, bahasa setan itu, ternyata bahasa yang penuh isarat dan simbol semata yang membuat dunia lain terpedaya olehnya.

Sebagian manusia boleh tertipu, tapi, tidak untuk sebagian manusia yang lain, tidak semua golongan manusia itu bodoh, makhluk manusia juga ada yang pintar dan dapat melakukan sebaliknya dengan apa yang mereka lakukan.

Contohnya, Wikarto, kali ini giliran Wikarto yang datang ke tempat pesugihan itu, tempat yang sama persis yang digunakan oleh Margi. Tujuan Wikarto juga sama persis seperti Margi, yaitu melakukan perjanjian pesugihan dengan makhluk halus yang ada ditempat tersebut. Tempat itu memang spesialis untuk bidang kekayaan. Jadi prasarat dan saratpun tidak berbeda dengan yang dilakukan Margi.

Ritual perjanjian pesugihanpun dilakukan. Dan kesepakatanpun dicapai. Tidak berbeda dengan yang terjadi kepada Margi, ketika Wikarto sampai kepada detik-detik menjelang pulang, sebuah kata yang sama juga terlontar dari pihak makhluk halus tersebut, " Nanti siapa yang akan berkunjung ke sini duluan?"

"Saya sendiri, tapi..." jawab Wikarto tidak lengkap.

 "Tapi, apa?" tanya makhluk halus penasaran.

 " Tapi setelah genting atap rumahku terpasang semua, sehingga tidak ada lagi setetespun atap yang bocor"

 " Oh, baiklah" jawab Makhluk halus tidak penasaran lagi.

Dan Wikartopun pulang. Entah karena kebetulan atau bukan, sepulang dari tempat pesugihan tersebut, Wikarto merasakan mudahnya mencari uang yang luar biasa. Singkat cerita, keinginan Wikarto untuk menjadi kaya secara cepat benar-benar terlaksana. Wikarto hidup dengan bergelimang harta dan kemewahan.

Pintarnya Wikarto, ia tahu bahwa dia sedang ditunggu kedatangannya oleh makhluk halus yang dipujanya untuk menyerahkan dirinya sebagai tumbal atas bantuan yang diberikan berkenaan dengan usahanya menjadi orang kaya. Akan tetapi ia sudah bilang, ia baru akan datang jika genteng atapnya sudah penuh.

Sampai kapanpun, selama genteng Wikarto masih ada yang kurang satu butir saja, Wikarto tidak ada agenda untuk berkunjung ke rumah setan yang sudah dia anggap mbahnya tersebut. Berkunjung berarti mati. Ia sangat mengerti itu.

Oleh kecerdikan Wikarto, di setiap membangun rumah, semewah apapun rumah yang ia bangun selalu menyisakan satu genteng tidak terpasang di atap rumahnya. Mungkin sampai Wikarto harus mati, itu karena takdir Tuhan atau usia yang memang telah habis, bukan lantaran dijemput Setan yang dipuja itu.

Dengan kejadian yang kedua diatas, teranglah, setan yang tertipu oleh manusia yang dalam hal ini diwakili oleh Wikarto.

Kejadian yang pertama, dalam hal ini yang dilakukan oleh Mardi menunjukan manusia yang tidak dapat menyikapi bahasa setan yang berakibat fatal dan mati konyol. Semua yang dia lakukan hanya mengantarkan diri ke neraka sebagai akibat bersekutu dengan setan sebelum puas menikmati hasilnya.

Kejadian yang kedua menunjukan, meski sama-sama bersekutu dengan setan, Wikarto dapat menikmati hasilnya dengn puas, bahasa setan yang konsisten justru dimanfaatkan untuk mengelabuhinya mentah-mentah. Pengorbanan setan yang besar nyaris tidak terbayar sepeserpun dari Wikarto. Kini Wikarto tetap hidup santai sebagai orang kaya. Anehnya, Eyang embah juga tidak protes dengan perbuatan Wikarto. Ia tetap melakukan apa yang telah menjadi kesepakatan sesuai dalam perjanjian. 

Tuesday, August 27, 2019

Bidadari Dan Pelangi, Siapa Sangka



Banyak orang berkata, datangnya pelangi adalah pertanda adanya bidadari yang sedang mandi. Mereka datang dari kahyangan beramai-ramai mengikuti cahaya pelangi ke telaga bening yang ada di bumi.

Waktu aku kecil sering mengejar pelangi. Ujung pelangi yang selalu melengkung kebawah menuju permukaan bumi, kadang terlihat mengarah tepat pada sebuah telaga. Kuhampiri telaga tersebut, namun tidak juga kutemui seorangpun bidadari sedang mandi.

Dalam sebuah cerita rakyat, diceritakan, pada jaman dahulu, Jaka Tarub mendapati bidadari-bidadari sedang mandi disebuah telaga. Ia mencuri selendang dari satu bidadari-bidadari yang semuanya berjumlah 7 orang. Bidadari yang dicuri selendangnya tidak bisa terbang bersama teman-temannya kembali ke langit dan akhirnya menikah dengan Jaka Tarub. Sejak itu dia hidup sebagai manusia biasa dengan nama Dewi Nawang Wulan.

Kenapa cerita yang kedengarannya sangat indah itu hanya terjadi di jaman dulu, kenapa tak pernah sekalipun kejadian yang sama itu terulang dijaman sekarang, apakah itu hanya karangan seseorang belaka? Jika benar, kenapa orang jaman dulu suka mengarang, ya?

Dampaknya, hingga sekarang beberapa orang masih sangat percaya terhadap fenomena tersebut.

Seorang nenek kegirangan melihat pelangi yang datang, ia berteriak memanggil cucunya untuk bersama-sama melihat bidadari sedang turun ke bumi, padahal jelas-jelas tidak ada bidadari yang tampak menuruni pelangi.

Cucunya mungkin akan melakukan hal tersebut pula kelak dikemudian hari.



Dari sudut ilmu pengetahuan, pelangi yang begitu indah nampak oleh mata, susunan warna melengkung dengan megahnya di langit yang biru, padahal, warna pelangi yang demikian indah memukau itu tidak ubahnya warna sinar matahari yang diuraikan oleh partikek-partikel air yang jatuh hingga memunculkan 7 bias warna yang dimiliki oleh Matahari, sebagaimana yang kita kenal dengan  kata, mejikuhibiniu , kependekan kata dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu

Lihatlah, setiap datang pelangi pasti saat itu pula sedang turun hujan dan saat itu pula sinar matahari tidak terhalang menembusnya.

Akan tetapi, percaya sepenuhnya pada ilmu pengetahuan juga bukan sebuah kewajiban, ilmu pengetahuan dengan mitos tidak jauh berbeda, sama-sama produk dari otak manusia.

Saya tidak buru-buru menyatakan ilmu pengetahuanlah yang selalu benar. Dalam kasus ini, yang pasti benar adalah kebenaran itu sendiri. Pasalnya, teori fisika yang satu ini masih mempunyai ganjalan, jika warna yang terjadi pada pelangi merupakan semata-mata biasnya warna sinar matahari yang diuraikan oleh titik-titik hujan yang jatuh ke bumi, kenapa tidak selamanya turun hujan disertai matahari yang bersinar menghasilkan pelangi?

Saat musim hujan, hujan hampir turun setiap hari, akan tetapi belum tentu satu bulan terjadi satu kali pelangi muncul dilangit. Bahkan para teori bidadari punya alasan dengan pasti untuk mempertahankan kepercayaan ini.

Bidadari yang suci tidak dapat dilihat oleh sembarang orang, hanya orang yang berjiwa bersihlah yang mampu melihatnya. Barang siapa yang melihat, memiliki pertanda bahwa orang tersebut akan mendapat keberuntungan.  

Tuesday, August 20, 2019

SAJEN



Sajen (Sesaji), yaitu peletakan sejenis makanan atau barang tertentu di tempat tertentu dengan maksud untuk persembahan kepada makhluk ghoib yang mendiami tempat tersebut. Budaya itu sudah  lama dilakukan oleh manusia yang ada dibumi dengan bentuk yang berbeda-beda.

Sejak manusia percaya bahwa ada kekuatan yang berasal dari makhluk lain selain manusia yang tidak kasad mata, akan tetapi nyata keberadaannya. Mereka menganggap kekuatan ghaib yang tidak tampak itu lebih kuat dari kekuatan dialam nyata. Oleh karena itu manusia perlu melakukan interaksi dengan si pemilik kekuatan tersebut untuk menghindari kejahatan dan gangguan yang diakibatkan dari kekuatan tersebut, caranya yaitu dengan membuat senang kepada si pemilik kekuatan dengan memberikan hadiah kepadanya.

Hadiah itu bisa berupa makanan atau barang lain yang disukai. Tidak sembarang benda yang dipercaya disukai oleh makhluk gaib tertentu, saya mencatat beberapa benda yang sering digunakan untuk sesaji yang saya ketahui diantaranya adalah, benda yang menghasilkan aroma khusus, seperti, kemenyan, hiu, kembang, minyak wangi, rokok dan lain-lain. Dari jenis makanan, seperti, bubur merah putih, kelapa hijau muda, daging, bahkan darah.

Kapan seseorang memberikan sajen kepada makhluk ghoib?

Orang melakukan persembahan berupa sajen kepada makhluk ghoib di saat mereka memerlukan efek dari kekuatan yang dimilikinya.

Contoh kecilnya, seseorang akan menebang pohon kayu besar yang dipercaya memiliki penunggu makhluk ghoib, maka orang tersebut meletakan sajen sesuai benda yang disukainya, hal itu bertujuan agar makhluk ghiob tidak marah dan penebangan kayu akan sukses tanpa ada suatu gangguan, gangguan dari makhluk yang tidak dapat dilihat lebih berbahaya daripada makhluk yang tampak oleh mata.

Sajen juga dilakukan manakala seseorang memiliki suatu hajat agar hajat yang diinginkan dapat tercapai. Bantuan dari kekuatan ghaib dianggap lebih mujarab untuk mendongkrak keberhasilan dalam mengupayakan suatu usaha didalam kehidupan.

Diluar negeri, dinegara barat sana, konon banyak juga orang melakukan pemujaan kepada makhluk ghoib dalam mendongkrak keberhasilan usahanya.

Sebuah media klenik  mengulas, dalam mendongkrak ketenarannya, beberapa penyanyi melakukan ritual dengan mengundang dewa rege yang bernama Lusifer. Dalam sebuah kamar khusus dan gelap, diletakan semangkuk darah, disamping darah diletakan juga album hasil rekaman yang akan diedarkan, kemudian mereka menari-nari dengan  tubuh  telanjang tanpa sehelai benang, mereka menari dan terus menari hingga pada akhirnya datanglah Lusifer menghampiri.

Dengan sajen yang diberikan, Lusiferpun berjanji akan membantunya membuat album yang digarapnya laris terjual.

Di Indonesia lebih  ekstrim lagi, sajen digunakan untuk sarana melakukan  pesugihan. Di jaman milenial, dunia klenik  sudah dianggap kuno, sudah tidak relevan lagi untuk dilakukan dijaman modern kini, ternyata dalam kenyataannya lebih parah.

Sebagai bukti, sebuah acara televisi yang khusus menghadirkan para pelaku mistis dengan semua pengalamannya ramai didatangi oleh orang-orang yang dengan blak-blakan mengakui telah bekerja sama dengan makhluk ghoib.

Seorang partisipan mengakui bahwa dia telah melakukan perjanjian dengan makhluk ghoib  agar dirinya dibantu untuk menjadi  kaya. Sajen berupa kepala ayam dilakukan sebagai saratnya. Alhasil, orang tersebut bertemu dan melakukan perjanjian, dia mengaku berkat melakukan itu dia benar-benar menjadi  kaya daripada sebelumnya yang sangat miskin sampai makan sehari-hari saja kesulitan.

Makhluk ghoib yang dimaksud disini itu siapa?

Makhlug ghoib yang senang diberi sajen, yang marah jika diganggu.

Agama menyatakan, makhluk ghoib itu khak adanya, barang siapa yang tidak percaya pada yang ghaib akan dicatat sebagai orang yang tidak beriman. Kalau dilihat dari ghoib secara keseluruhan itu terlalu luas, adanya sorga dan neraka itu juga ghoib, malaikat yang mulia, jin, setan, iblis, roh gentayangan, dan lain-lain semua yang tak tampak itu adalah ghoib. Akan tetapi, tidak mungkin ,  jika ghoib penggemar makan sajen itu adalah sang malaikat yang mulia, karena dalam kitab diterangkan, malaikat itu tidak makan dan tidak tidur. Yang lebih tidak mungkin lagi, malaikat itu baik dan tidak pendendam.

Lalu, sajen mereka itu dilakukan kepada siapa?
   
Saya bertanya kepada orang yang saya anggap paling tahu tentang  hal tersebut, dia adalah sesepuh kampung, kepala adat yang juga pemimpin acara sajen di kampungnya. Dalam pengakuannya, ia memberi sajen tidak lain adalah sebagai hadiah kepada "Sing mbau rekso" (Penunggu ghaib) tempat dimana sajen itu diletakan.

Penunggu ghaib juga seperti halnya manusia, ada yang ramah, ada yang penolong, namun tidak jarang juga yang jahat. Penunggu ghaib yang jahat itu adalah setan dan penunggu ghaib yang baik itu adalah luhur.

Dalam bahasa Indonesia "luhur" sering dikatakan "leluhur", kata leluhur lebih tertuju kepada para pendahulu kita yang telah tiada, akan tetapi dalam bahasa Daerah, kata "Luhur" ditujukan kepada makhluk ghaib yang berhati baik, ia menolong, mengayomi dan tetap baik, walau tidak diberi hadiah apapun, apalagi hanya sekedar sajen.

Dan setan?

Setan itu jahat, itu fix, semua orang pasti setuju, karena mereka sudah dicuci otaknya oleh paham dan norma-norma sejak dahulu kala. Semua agama dalam kitabnya telah menerangkan jauh-jauh, bahwa setan itu dilahirkan dengan misinya  menyesatkan manusia agar manusia terjerumus dalam dosa untuk kemudian menemaninya di neraka.

Perlukah orang memberi sajen, bagaimana orang yang tidak melakukannya, jadi sengsarakah ?

Mendengar pertanyaanku yang sekian kalinya, petua itu mengajaku ke suatu tempat dimana di tempat tersebut terdampar pohon kayu yang sangat besar. Dibawah, dipangkal pohon nampak sudah berlubang dan angker. Akan tetapi pohon itu  bukanlah benda yang asing bagiku, karena setiap hari aku lewat didepannya.

"Setiap hari kamu lewat sini, kan? Katanya.

"Ya" jawabku.

"Mulai dari sekarang, setiap kau lewat, luangkan waktu letakan benda seperti ini di lubang kayu ini" katanya memperlihatkan sebutir lombok dan seraya meletakannya di lubang kayu tersebut.

"Lakukanlah tujuh hari berturut-turut, setelah tujuh hari, berhentilah?

Aku melakukan perintah orang tua itu sebagaimana yang dikatakan hingga batas waktu yang ditentukan. Hari ke delapan sayapun berhenti tidak melakukannya, aku lewat saja cuek.

Sampai dirumah, aku merasakan kepalaku pusing, dan tiba-tiba, rasa pusing berubah menjadi rasa capai setelah beberapa lama, aku merasa seperti baru saja berlari ribuan meter. Yang tidak habis pikir lagi, disekitarku banyak orang berkerumun dengan pandangan mereka semua menuju kepadaku.

Aku kesambet. Begitu, mereka memberikan keterangan kepadaku. Rupanya aku sempat tidak sadar, aku kerasukan, dalam ketidak sadaranku, aku mengigau, suaraku berubah bukan suaraku lagi, akan tetapi suara makhluk halus yang mengaku penunggu pohon besar yang setiap hari ku beri sajen kecil selama satu minggu berselang dan kemudian aku berhenti melakukannya. Dalam igauanku, dia bertanya, "Kenapa aku berhenti melakukan itu?"

Jawaban yang panjang dan jelas telah diberikan oleh orang tua itu. Pengalaman adalah guru yang paling baik dari seribu keterangan dengan kata-kata. Perlukan orang memberi sajen dan akan sengsarakah orang yang tidak melakukannya? Jawabannya adalah, semua tergantung pada kepercayaan dan apa yang kita lakukan. Jika kita meyakininya, semua bisa terjadi, jika kita memilih tidak, semua akan baik-baik saja.

Kesimpulan

Jika sajen bukanlah satu-satunya jalan untuk memperoleh pertolongan, apalagi kepada makhluk ghaib yang masih sama-sama makhluk, jika mereka membantupun, tidak mungkin semua itu dilakukan dengan cuma-cuma, setan melakukan semua cara untuk menyesatkan manusia, kenapa kita tidak meminta pertolongan langsung saja kepada Sang Pencipta. Yang menciptakan kita, juga yang menciptakan mereka.

Cara Paling Sederhana Mengundang Setan Dan Berkomunikasi Dengannya

Setan merupakan satu satunya makhluk ghaib yang terlanjur dikonotasikan jahat oleh manusia di dunia lantaran dia merupakan ketur...