Thursday, September 27, 2018

Menangkap Ikan Pelus Dengan Bantuan Ghoib Setan Nini Ombroh


Adanya kepercayaan dunia mistik, membuat sebagian orang melakukan perbuatan diluar akal, tetapi anehnya, mungkin hanya kebetulan atau tidak yang dipercaya itu kadang benar-benar menjadi kenyataan.

Seperti yang dilakukan Suwito, Rempoh, Baturaden, Jawa Tengah, mencari ikan dengan bantuan ghoib atau makhluk halus yang bernama, Nini Ombroh.

Nini Ombroh adalah seorang makhluk halus atau setan yang dipercaya masarakat sebagai penunggu atau penjaga sekawanan ikan pelus didaerah itu.

Kisah itu bermula dari usaha Suwito, yang pekerjaan sehari-harinya sebagai seorang bengkel mobil dan punya hobi menangkap ikan pelus sebagai hiburan diwaktu luang hitung-hitung buat rekreasi.


Sudah beberapa hari menangkap ikan pelus, namun tidak juga kunjung berhasil. Padahal, tanda-tanda keberadaan ikan pelus dikali itu sudah didapatkan, hingga akhirnya ia menyerah.

Sebagai gantinya Suwito melakukan rekreasi ke tempat lain yaitu main ke tempat embahnya yang tinggal tidak jauh dari desa tempat ia tinggal. Disana iapun bercerita tentang pengalamannya itu.

Mendengar cerita itu, embahnya tertarik, lalu tanpa diminta menawarkan sebuah cara dalam menangkap ikan pelus dengan cara mistis, yaitu menggunakan bantuan makhluk halus yang bernama Nini Ombroh.

Meskipun awalnya Suwito tidak percaya dan menganggap embahnya itu hanya bercanda, namun tetap saja kata-kata embahnya didengar, dengan diam-diam dimasukan dalam hati dan dihapalkan.

Sepulang dari rumah embahnya itu, Suwito timbul pikiran untuk mempraktekan ilmu barunya itu, meski sebetulnya ia sudah tidak tertarik lagi untuk kembali ke kali hanya mencari ikan pelus yang kenyataannya belum pernah berhasil. Dengan adanya ilmu itu, ia jadi ingin iseng mencoba.

Pertama ia turun ke kali mengambil satu butir batu kerikil dibawah dasar kali dibawah arus air yang mengalir. Sambil tangan menggenggam erat batu kerikil tersebut, dia membaca mantra,

"Sunan lepen, kula nyuwun pelus ingkang wonten ing lepen niki, menawi dipun ijini kulo suwun panjenengan rawuh dumateng griya kula"

Itu saja. Dan Suwitopun pulang. Sesampainya dirumah dilemparnya batu kerikil yang telah dijampi jampi tadi kebawah ranjang tidur. Setelah itu, ia melakukan tirakat asrep, yaitu makan makanan yang dimasak tidak menggunakan garam dan bumbu yang lainnya, selama 3+i hari, yaitu dari Selasa Pahing, Rabu Pon, Kamis Wage diteruskan dengan Jum'at Kliwon.

Pada malam Jum'at Kliwon, dalam tidur Suwito bermimpi ada seorang nenek tua jelek, berambut putih dengan kuku-kuku pada jari tangan yang panjang. Anehnya nenek-nenek itu tidak masuk melalui pintu rumah akan tetapi nyelonong masuk saja melalui pelapon bagian atas rumah, sehingga menambah penampakan menjadi tambah menyeramkan.

Bersamaan dengan kedatangannya ia juga melihat istrinya terbaring dengan kondisi tangan yang terikat. Nenek itu berjalan ke arah istrinya yang tidak berdaya karena kondisi tangan yang terikat itu.

Melihat semua itu, Suwito langsung mengambil kesimpulan, bahwa nenek itu tidak ubahnya hanyalah setan yang jahat yang akan mencekik istrinya. Itu harus dilawan, pikirnya.

Suwito menyadari untuk melawan setan hanya bisa dilakukan dengan do'a. Dibacanya semua do'a yang masih hapal yang pernah dipelajari dari guru ngaji dengan sekusuk kusuknya.

Bersyukur akhirnya setan itu kalah juga dan kemudian menghilang tak tahu kemana larinya, karena tiba-tiba Suwito terbangun dari tidurnya.  Sadar bahwa apa yang terjadi hanyalah mimpi.

Keringat dingin bercucuran dan napas tersengal layaknya baru saja berkelahi. Pertama yang diingat adalah istrinya. Dengan bergetar tangannya meraba-raba mendapatkan istrinya, dan ternyata istrinya sedang tertidur lelap disisinya nampak seperti aman-aman saja.

Keesokan harinya Suwito duduk merenung. Segelas kopi di sandingnya terasa enggan untuk meminumnya, kejadian mimpi semalam masih terngiang dalam ingatan, akan apa arti dari semua mimpinya, siapa nenek tua jelek seram itu, apakah dia Nini Ombroh sendiri? ia jadi ragu dengan ritual yang tengah dilakukannya itu, takut kalau-kalau terjadi sesuatu pada dirinya atau keluarganya.

Dalam ketakutan, datang temannya, Kustomo. Dia menegaskan agar jangan takut dengan mimpinya itu. Apa yang terjadi dalam mimpi itu memberi pertanda bahwa dia diijinkan untuk mengambil apa yang telah dimintanya itu. Ada benarnya yang dikatakan Kustomo, menggugah keberanian Suwito muncul kembali.

Dengan ditemani Kustomo, Suwito bertekat datang kembali ke kali dan mencoba lagi mencari ikan pelus yang diinginkannya.

Biasa-biasa saja seperti sebelumnya, baik alat maupun cara yang dilakukan, sebagian menggunakan pancing, sebagian menggunakan keranjang jebak dari bambu (brojog) dan cara lain termasuk dengan tangan kosong.

Gagang pancing pelus yang telah dipasang kail dan umpan dimasukan ke sebuah rongga bebatuan di dalam kali tersebut. Itu cara mancing pelus yang tidak sama dengan mancing ikan biasa. Umpannyapun menggunakan anak kodok berbeda dengan mancing ikan biasa yang menggunakan cacing.

Kustomo mendapat bagian tugas memasang jebakan brojognya.

Setelah semua alat terpasang, suasanapun menjadi kembali hening. Yang ada hanya suara gemericik dan pemandangan permukaan air, itupun tidak boleh hilang dari pandangan mata kalau-kalau ada tanda-tanda pada alat yang telah dipasangnya.

Tidak begitu lama kemudian, keheningan tiba-tiba pecah yang ditandai dengan gagang pancing yang bergerak-gerak bertanda ada sesuatu yang menariknya.

Seekor pelus besar keluar dari bawah rongga batu mengikuti senar pancing yang ditarik kuat oleh Suwito. Sebuah pelus besar 6 kg akhirnya tertangkap dan diselamatkan ke dalam wadah yang sudah disediakan khusus untuk hasil tangkapan.

Alat yang lain yang berupa brojogpun tak mau ketinggalan. Iapun menghasilkan isinya. Dan juga alat-alat lain yang biasanya sepi semua bekerja menghasilkan tangkapannya.

Hari itu menjadi hari yang luar biasa dalam sejarah penangkapan ikan pelus yang pernah terjadi dikali,  dibanding dengan jumlah angka tangkapan yang sebelulmnya. Terhitung dalam satu hari itu 25 ekor ikan pelus berhasil terjerat dengan bobot rata-rata berkisar 4 kg-7 kg perekor.

Memang kalau dipikir-pikir jumlah sebanyak itu memang mustahil, tapi kenyataan memang begitu adanya. Bagi yang percaya, berkaitan dengan penangkapan yang diijinkan atau dibantu dengan Nini Ombroh mungkin benar, bagi yang tidak percaya, kejadian luar biasa itu bisa saja hanya kebetulan atau memang Tuhan sedang memberi rejeki kepada umatnya yang mau berusaha apapun caranya tidak menyerah dilakukan. Karena semua kerja keras pasti akan mendatangkan hasil, tak terkecuali mencari ikan pelus dikali.

0 comments:

Post a Comment

Cara Paling Sederhana Mengundang Setan Dan Berkomunikasi Dengannya

Setan merupakan satu satunya makhluk ghaib yang terlanjur dikonotasikan jahat oleh manusia di dunia lantaran dia merupakan ketur...