Dalam mitos Jawa, cerita tentang Nyi Roro Kidul sudah begitu melekat di masyarakat Jawa. Ia adalah seorang ratu sebagai penguasa dan penjaga laut selatan di samudera Hindia yang sangat ganas dalam bentuk ghoib atau siluman.
Melekatnya mitos yang terus diceritakan turun- temurun oleh orang Jawa membuat keberadaannya seolah sudah selalu ada dan tak pernah terbantahkan, bahkan bagi orang yang awam yang fanatik telah memandangnya itu bukan lagi mitos namun kenyataan yang dipercayanya dengan setulus hati.
Siapa Nyi Roro Kidul dan dari mana dia berasal?
Meski mitos, asal usul dari siapa dirinyapun bisa dijelaskan meski tanpa bukti otentik mengingat ini juga cerita turun-temurun orang Jawa yang selalu akan diceritakan kapanpun juga, oleh orang tua kepada anaknya, oleh anaknya kepada cucunya dan selanjutnya.
Dari mereka juga diceritakan bahwa Nyi Roro Kidul itu dulunya adalah putri dewa dari Kahyangan yang bernama Dewi Nawang Wulan yang karena suatu hal kawin dengan Jaka Tarub, seorang pemuda anak manusia yang tinggal di bumi. Peristiwa itu terjadi bermula dari selendang yang dicurinya saat dia mandi di sebuah telaga di bumi, sehingga ia tidak bisa pulang ke kerajaan langit.
Siapa Jaka Tarub?
Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang berasal dari Tarub yang dianggap leluhur dari Dinasti Mataram, dinasti yang menguasai politik tanah Jawa, sebagian atau seluruhnya sejak abad ke-17 hingga sekarang. Setelah dewasa ia dijuluki Ki Ageng Tarub.
Peristiwa ini terjadi di desa Widodaren, Gerih, Ngawi. Jika anda berkunjung ke daerah tersebut bisa anda lihat petilasan makam Jaka Tarub. Didesa tersebut rata-rata masyarakat yang sudah lanjut usia tahu akan cerita Jaka Tarub dengan kisah bersama 7 bidadari . Nama Widodaren dipercaya berasal dari kata Widodari yang berarti dalam bahasa Indonesia adalah bidadari.
Didesa inilah pernah tersimpan selendang dari salah satu bidadari yang berhasil dicuri oleh Jaka Tarub, saat dirinya ikut teman-temannya main ke bumi dengan menumpang cahaya pelangi dan asyik mandi di sebuah telaga yang bening. Satu dari 7 bidadari yang selendangnya hilang adalah Dewi Nawang Wulan yaitu, Nyi Roro Kidul itu sendiri saat mudanya.
Pemuda Jaka Tarub itu mengendap-endap saat melihat selendang bidadari-bidadari cantik sedang mandi, lalu dia berhasil mencuri satu dari selendang mereka. Dewi Nawang Wulanpun tidak bisa pulang kembali ke negerinya, yaitu negeri para dewa, Kahyangan bersama teman-temannya.
Semua itu, karena Jaka Tarub tahu, tanpa selendang dia tidak akan bisa lagi terbang. Ia melakukan itu karena ia tak tahan melihat kecantikannya dan berusaha untuk memilikinya.
Pendekatan itupun berhasil. Nawang Wulanpun akhirnya menjadi pacarnya. Merekapun menikah.
Peristiwa menikahnya Dewi Nawang Wulan dengan Jaka Tarub merupakan sebuah kasalahan yang membuat ia dikutuk oleh kerajaan langit karena telah berani menikah dengan manusia yaitu Jaka Tarub sendiri dimana hal ini sangat melanggar hukum bagi peraturan bangsanya, lalu ia dikutuk menjadi bangsa jin dan sebagai hukuman ia diperintahkan untuk menjaga Pulau Jawa agar tidak mengalami bencana seperti tenggelam atau terjadi tsunami karena Samudera Hindia itu samudera yang sangat ganas.
Kembali lagi kepada Nyi Roro Kidul saat mudanya yang masih bernama Nawang Wulan yang menikah dengan Jaka Tarub hingga merekapun mempunyaji anak yang diberi nama Nawangsih.
Nawang Wulanpun menjalani bahtera hidup berkeluarga sebagai layaknya manusia, namun demikian sebagai keturunan dewa, dia punya kelebihan yaitu bisa menanak nasi hanya dengan jumlah sebutir beras diatas kukusan yang ditutup dan setelah masak saat kukusannya dibuka isinya adalah butiran nasi yang sangat banyak hingga cukup untuk makan sekeluarga.
Ini merupakan sebuah rahasia dewa yang tidak boleh diketahui oleh manusia, oleh karena itu dia berpesan kepada suaminya agar jangan sekali-kali membuka kukusan saat proses menanak nasi berlangsung.
Jaka Tarub mengingkari hal itu, pada suatu ketika menanak nasi sedang berlangsung dia penasaran lalu membuka tutup beras itu dan akibat tindakannya maka hilanglah kesaktian Nawang Wulan. Satu butir beras yang ditanak tidak lagi menjadi nasi dalam jumlah banyak lagi. Sejak saat itu ia menanak nasi seperti yang dilakukan oleh manusia biasa.
Hal ini membuat persediaan padi cepat menipis. Ketika ia hendak memeriksanya didalam lumbung ia menemukan selendang yang ternyata itu adalah miliknya yang disembunyikan oleh suaminya didalam lumbung.
Nawang Wulan yang mengetahui kalau suaminya yang ternyata mencuri selendang itu sangat marah, ia kecewa atas perlakuan suaminya yang tidak berterus terang. Ia lalu meninggalkannya walau Jaka Tarub memohon agar tidak meninggalkan dirinya. Selendang yang telah kembali membuat ia pun terbang bebas ke angkasa, terpantau ke arah pantai selatan.
Diceritakan juga, gadis cantik Nawang Wulan sangat disegani oleh tetangga dan lingkungan sekitarnya. Kharisma bidadarinya tetap memancar walau dirinya harus hidup dengan manusia. Selama hidup di tengah-tengah masarakat ia bagaikan mutiara di dalam lumpur, walau berada di kubangan tempat yang hina ia tetap memancar kemilau yang indah.
Oleh karena itu saat dia pergi, banyak rakyat yang mengenal pribadi baiknya turut merasakan kehilangan. Hal itu diwujudkan dengan banyak orang yang sengaja duduk lama-lama di Pantai Selatan, merenung dan mengenang Nawang yang melayang terbang ke arah Laut Selatan itu, tradisi itu bahkan masih dilakukan oleh beberapa orang hingga sekarang, mengharap melihatnya turun kembali dan hidup di tengah-tengah mereka seperti yang telah ia jalani bersama di bumi.
Sejak saat itulah Nawang tak pernah kembali, hingga konon dikisahkan, beberapa orang mengaku pernah melihatnya ia menampakan diri berpakaian ratu dengan selendang hijau melayang -layang diatas gelombang Laut Selatan, kadang menaiki Kereta Kencana dengan dikawal oleh para pengawalnya. Sejak saat itulah dia dipercaya mulai aktif menjaga laut selatan dengan mendapat gelar Nyi Roro Kidul, hingga sekarang.